Jumat, 26 Desember 2014

Optimisme Indonesia untuk Melahirkan Generasi Kreatif dengan Pengembangan TIK dalam Pembelajaran

Siapa yang tidak mengenal dengan Negara China dan India, Akhir-akhir ini Negara tersebut mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat, berdasarkan sumber dari Konsultan Ekonomi dunia Goldman Sach memperkirakan pada tahun 2015 PDB China akan melampui Jepang , sedangkan India akan melampui PDB Italia, Goldman Sach juga memprediksikan bahwa China dan India pada tahun 2040 akan menjadi kekuatan ekonomi dunia. Hal ini menjelaskan bahwa kekuatan ekonomi dunia akan berpusat pada Asia, Pusat ekonomi dunia tidak lagi di Eropa tapi di Asia, bukan di Negara Maju tapi bekas negara berkembang. Kemajuan ekonomi China diawali pada era reformasi tahun 1978 yang dikembangkan secara konsisten, salah satu kebijakan spektakulernya adalah pengembangan IT, sedangkan India sejak mengubah arah kebijakan pembangunanya yakni Pro-People dengan melakukan manuver politik dengan AS dengan memanfaatkan kekhawatiran AS terhadap perkembangan China. Dampak dari manuver politik tersebut adalah adanya jaminan pasokan energi nuklir untuk industrinya dan meningkatnya akses India pada alih Teknologi Informasi dengan investasi besar-besaran oleh Microsoft .
Bagaimana dengan Indonesia ?. Paragraf kalimat diatas berupa data dan fakta yang dapat kita ambil sebagai pelajaran setidaknya sebagai pertimbangan kita sebagai orang Indonesia untuk menyikapinya dengan bijak dan arif. Indonesia memiliki Sumber Daya Alam yang luar biasa besarnya, Indonesia adalah Negara yang memiliki jumlah penduduk nomor tiga terbesar di dunia, belum lagi sebentar lagi dunia akan menghadapi bonus demografi. Sekarang apa kaitanya dengan pendidikan,pembelajaran, pengembangan TIK, berpikir kreatif sampai dengan ekonomi kreatif. Semua itu memiliki hubungan yang sangat erat sekali terhadap pembangunan manusia Indonesia untuk mencapai kemajuan suatu bangsa. Dalam pendidikan sendiri kita sudah dikenali dengan Pembelajaran Abad-21, salah satu ciri-ciri pembelajaran Abad 21 adalah pengembangan dan integrasi IT dalam pembelajaran. Majalah Asia week terbitan 20-27 Agustus 1999 telah menurunkan sebuah tulisan yang menarik dengan tema "Asia in the New Millenium", salah satunya memberikan gambaran tentang dunia pendidikan dengan judul "Rebooting:The Mind Starts at School". Dalam tulisan tersebut dikemukakan bahwa ruang kelas di era millenium yang akan datang akan jauh berbeda dengan ruang kelas seperti sekarang ini yaitu dalam bentuk seperti laboratorium komputer di mana tidak terdapat lagi format anak duduk di bangku dan guru berada di depan kelas. Ruang kelas di masa yang akan datang disebut sebagai "cyber classroom" atau "ruang kelas maya" sebagai tempat anak-anak melakukan aktivitas pembelajaran secara individual maupun kelompok dengan pola belajar yang disebut "interactive learning" atau pembelajaran interaktif melalui komputer dan internet. Anak-anak berhadapan dengan komputer dan melakukan aktivitas pembelajaran secara interaktif melalui jaringan internet untuk memperoleh materi belajar dari berbagai sumber belajar. Anak akan melakukan kegiatan belajar yang sesuai dengan kondisi kemampuan individualnya sehingga anak yang lambat atau cepat akan memperoleh pelayanan pembelajaran yang sesuai dengan dirinya. Disinilah tuntutan pemerintah untuk untuk jeli mengembangkan kurikulum yang fleksibel sesuai dengan kondisi zaman dan kemampuan siswa yang berbeda-beda. Kurikulum yang dikembangkan haruslah membentuk siswa kreatif dan membelajarkan ”Pendidik untuk kreatif” dalam mengembangkan pembelajarannya. Maka disini tidaklah tepat menurut penulis pemerintah untuk menghapus mata pelajaran TIK dalam pembelajaran atau bahasa sopannya mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran. Dalam perkembangan zaman ini TIK sudah menjadi kebutuhan hidup masyarakat salah satu bagian kecil adalah akses internet, menurut data Internet World Stats bahwa tahun 2014 (Data Per Januari) Pengguna Internet Indonesia mencapai 15 % dari jumlah penduduk Indonesia, pengguna sosial media di Indonesia mencapai 62 Juta dari total penduduk Indonesia, yang paling mengejutkan adalah 95 % penduduk indonesia sudah memiliki Smartphone. World Stats juga memprediksikan penggunaan Internet pada tahun 2015 bisa ”Meledak” sampai 60 % dari jumlah total penduduk Indonesia. Informasi data ini bukanlah hal yang mengejutkan bagi kita, tapi mengejutkan kalau seandainya mata pelajaran TIK di Indonesia dihapus, walaupun pemerintah terdahulu (Red: Katanya ”Integrasi TIK”) kepada semua mata pelajaran. Menurut saya ini kebijakan yang ambigu tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Bagi Pendidik kalau ini hanya sebatas ”Mengintegrasikan TIK” dalam pembelajaran berarti kita juga hanya sebatas ”Konsumen” penggunaan TIK dan secara otomatis juga kita sebagai ”Passengger” serta kita juga sebagai pendidik memaksa siswa sebagai ”Passenger”. Disinilah letak peran Guru TIK, saya sependapat dengan apa yang dikatakan oleh pak Wijaya Kusuma (Sekjen AGTIKKNAS) bahwa dalam perkembangan zaman ini seharusnya mata pelajaran TIK wajib ada di setiap kurikulum sekolah dengan memperbaharui materi ajar TIK dan mengembangkan kewenangan guru TIK sebagai fasilitator guru-guru yang ada di sekolah. Pendapat ini diperkuat dengan pernyataan pak Menteri bahwa ”Indonesia harus menjadi tuan rumah Teknologi jangan buat Indonesia sebagai negara konsumstif, Indonesia harus jadi pemain dan produsen”. Terkait Indonesia harus jadi pemain dan produsen maka generasi yang dibentuk di institusi sekolah harus merujuk kepada pembentukan generasi kreatif sehingga ujungnya adalah menompang ”ekonomi kreatif”. Pemahaman sederhana dari Kreatif ini adalah menciptakan kebaruan, menciptakan kebaruan ini salah satunya adalah pengembangan TIK, bisa terbayangkan jika mata pelajaran TIK dihapuskan dari kurikulum, walaupun saya bukan latar belakang keilmuan TIK tapi saya merasakan sendiri efek penerapan dan pengembangan TIK dalam pembelajaran, contoh sederhananya adalah penguasaan VBA Project (Micro Excell) untuk membuat aplikasi penilaian, kalau materi TIK yang lama kita hanya mengenalkan siswa aplikasi Micrososft Excell,gurupun juga demikian. siapa yang tidak mengenal media sosial Facebook ataupun Twitter ? rata-rata semua siswa dan guru memiliki akun FB dan Twitter aktif, dengan kreatif kita bisa menggunakan FB dan Twitter sebagai media pembelajaran sehingga menimalisir penggunaan media sosial yang bersifat negatif oleh siswa. Menurut Santrock bahwa siswa itu disebut kaum muda yang lebih cendrung mencari kebaruan dengan inovasi-inovasi tanpa batas dan mereka pun lebih cepat beradaptasi dengan teknologi, disini tantangan guru TIK untuk membentuk siswa berpikir kreatif, bagaimana menciptakan kebaruan dari TIK yang berkembang saat ini, misalnya membentuk siswa sebagai animator kelas dunia, saat ini sudah banyak animator kelas dunia lahir dari penguasaan TIK yang baik. Kebijakan Pemerintah untuk ”Menstop Kurikulum 2013” dan diberlakukan terbatas dengan melakukan evaluasi berjenjang sangatlah bijak, hal ini membuka pintu peluang munculnya Kurikulum 2013 yang bisa dikatakan disempurnakan, semoga saja materi TIK akan menjadi Mapel di sekolah-sekolah, tapi perlu kita garis bawahi sekolah yang melaksanakan KTSP pun bisa berkembang dan harus mengembangkan diri dengan mapel TIK nya. Kita berharap kepada Kurikulum yang bakal diluncurkan serentak tahun 2019/2020 menjadi kurikulum yang lebih banyak menekankan sisi kreatifitas siswa bukan hanya aspek domain kognisi, karena pendidikan yang lebih cendrung kepada aspek kognisi telah terbukti tidak memacu kreativitas siswa. Jika Pemerintah mengabulkan adanya materi TIK di kurikulum kelak, maka Pemerintah serta semua stakeholders pendidikan harus mengedepankan kesetaraan akses, karena pembentukan generasi kreatif harus dibutuhkan kesetaraan akses yang terbarukan sehingga pendidikan yang kita bentuk adalah pendidikan yang didalamnya termuat unsur pembelajaran yang membentuk siswa untuk meregulasi diri, keterbukaan serta kemampuan untuk terlibat dalam proses kreatifitas diri.

Semoga perjuangan saudara-saudara saya di AGTIKKNAS tidaklah sia-sia demi kemajuan Pendidikan kita di Indonesia

1 komentar:

  1. Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'

    BalasHapus

 

Blogger news