Senin, 04 Mei 2015

Gerakan Merawat Bumi Dengan Sekolah Adiwiyata



Senator Amerika Serikat Gaylord Nelson adalah orang pertama kali yang memprakarsai hari bumi yaitu pada tanggal 22 April 1970. Gerakan Gaylord Nelson ini telah menjadi gerakan global dalam memperingati hari bumi se-dunia. Peringatan hari bumi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran manusia agar lebih peduli dengan planet bumi. Berbagai Negara di belahan bumi ini memiliki cara tersendiri dalam memperingati hari bumi, salah satunya adalah Indonesia. Tahun 2014 Indonesia merayakan Hari Bumi dengan melakukan aksi nyata yaitu aksi penanaman 3 ribu pohon bakau (Mangrove), aksi penanaman pohon bakau ini melibatkan 300 Mahasiswa, Aktivis Pencinta Lingkungan, aksi ini dipusatkan di Bali tepatnya di jalan tol Mandara.
Memperingati hari bumi bukanlah tanpa tujuan, hal ini wajib dilakukan oleh manusia seluruh dunia karena manusia perlu disadarkan untuk bersama-sama “merawat” bumi. Fakta yang perlu kita ketahui kenapa kita bersama-sama merawat bumi adalah umur bumi yang semakin “udzur” yakni umur bumi sudah mencapai lebih 5 milyar tahun dengan peningkatan panas bumi yang selalu meningkat. Hasil penelitian yang dirangkum oleh Thomas L Friedman dalam bukunya Hot,Flat and Crowded menjelaskan bahwa suhu bumi mengalami peningkatan rata-rata 0,8 derajat celcius dengan kenaikan paling cepat pada tahun 1970. Hal ini ditandai dengan es Kutub Utara meleleh dengan cepat saat itu.
Indonesia memiliki peran sangat penting saat ini, karena Indonesia termasuk Negara penyangga iklim dunia. Hasil penelitian menjelaskan bahwa jika hutan-hutan yang ada di pulau-pulau Indonesia rusak maka akan membuat suhu di lautan hindia meningkat. Dari faktor inilah masyarakat indonesia perlu disadarkan pentingnya untuk merawat bumi, harus ada gerakan pembiasaan kepada masyarakat untuk menjaga bumi dengan cara menjaga lingkungan, salah satu cara yang tepat dan cepat adalah penanaman “karakter merawat bumi”dalam dunia pendidikan.
Kenapa harus dimulai dengan dunia

Menakar Kejujuran Pendidikan Dengan UN



Jujur adalah satu kata yang selalu dikampanyekan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, karena Jujur adalah bagian dari Revolusi Mental yang selalu didengungkan oleh Presiden Indonesia bapak Jokowi, Jujur adalah kata yang sangat mudah diucapkan tapi implementasi sangat sulit apalagi membuat sebuah instrumen yang valid untuk menakar kejujuran sesorang. Secara etimologi jujur merupakan lawan kata dusta. Dalam bahasa Arab diungkapkan dengan ”Ash-Shidqu” sedangkan “Ash-Shiddiq” adalah orang yang selalu bersikap jujur baik dalam perkataan maupun perbuatan. Dalam Bahasa Indonesia, jujur merupakan kata dasar dari Kejujuran yang diberi konfik ke-an, menurut jenis katanya maka kata jujur merupakan kata sifat sedangkan kejujuran termasuk kata benda, hal ini diperkuat menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)  bahwa kata”jujur” berarti lurus hati, tidak berbohong, tidak curang atau melakukan kecurangan, tulus, ikhlas. Sedangkan “kejujuran” berarti sifat (keadaan) Jujur; ketulusan (hati); kelurusan (hati), tidak meragukan.
Ulama besar Imam Ghazali dalam buku yang terkenal Ihya Ulumudin  menjelaskan bahwa sifat jujur dapat dibagi sebagai berikut :
1.      Jujur dalam niat atau berkehendak yakni tiada dorongan bagi seseorang dalam segala tindakan dan gerakannya selain karena dorongan dari Maha Pencipta.
2.      Jujur dalam perkataan (lisan), yaitu sesuainya berita yang diterima dengan berita yang disampaikan setiap orang harus bisa memelihara perkataanya. Ia tidak berkata kecuali kata-kata yang jujur. Barangsiapa yang menjaga lidahnya dengan selalu menyampaikan informasi yang sesuai dengan fakta yang sebenarnya maka ini termasuk jujur.
3.      Jujur dalam perbuatan (amal), yaitu melakukan tindakan dengan sungguh-sungguh sehingga perbuatan yang dia lakukan tidaklah dibuat-buat dan menjadi tabiat dirinya.
Dari
 

Blogger news